.quickedit { display:none; }

Kamis, 03 November 2011

seMESTA menduKUNG




Film Semesta Mendukung merupakan salah satu Film Drama yang bercerita tentang seorang anak yang kecintaannya pada sains terutama Fisika. Sebuah film yang menggambarkan kuatnya tentang persahabatan, kecintaan pada sains, dan arti kasih ibu. Film ini terinspirasi dari kisah-kisah kegemilangan putra-putri Indonesia mengangkat nama Bangsa Indonesia di kancah dunia internasional lewat berbagai olimpiada sains. Dimana Semesta Mendukung sendiri memiliki arti yang berhubungan sama dunia fisika yaitu hukum alam dimana ketika suatu individu atau kelompok berada pada kondisi kritis maka semesta (dalam hal ini sel-sel tubuh, lingkungan dan segala sesuatu disekitar dia) akan mendukung untuk dia keluar dari kondisi kritis, (dikutip dari Yohanes Surya).

Di sebuah daerah Sumenep, Madura, tinggallah seorang anak penggemar sains dan rajin bekerja yang bernama Muhammad Arief (Sayef Muhammad Billah), anak dari sebuah keluarga miskin. Meski tinggal jauh dari kota besar dan bersekolah dengan fasilitas yang serbaminim, Arief tetap menekuni fisika. Arief tinggal bersama ayahnya, Muslat (Lukman Sardi) mantan petani garam yang beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam sedang dilanda paceklik. Lantaran kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan itu, ibu Arief, Salmah (Helmalia Putri), terpaksa bekerja sebagai TKW di Singapura ketika Arief masih berusia kecil. Setelah bertahun-tahun belum juga kembali, dan tidak pernah memberi kabar dan Arief sangat merindukan ibunya. Arief bekerja di bengkel sepulang sekolah dengan cita-cita mengumpulkan uang untuk mencari ibunya yang menjadi TKW di Singapura. Arief akan dibantu oleh Cak Alul (Sudjiwo Tedjo) untuk menemukan ibunya.

Ibu Tari Hayat (Revalina S. Temat) adalah salah satu anggota FUSI yang kemudian mengundurkan diri karena jalan pikirannya sudah tidak sejalan dengan teman-temannya di FUSI, karena Ibu Tari ingin mengajarkan ilmu fisika untuk anak-anak diseluruh Indonesia yang tidak melihat dari materinya. Akhirnya Ibu Tari meninggalkan kota Jakarta dan menjadi guru fisika di sebuah sekolah SMP di Suminep. Di sekolah Ibu Tari melihat bakat besar di dalam diri Arief di bidang Fisika dan Ibu Tari pun bertekad mencantumkan nama Arief sebagai anak-anak yang jenius yang nantinya akan mengikuti Olimpiade Sains Internasional di Singapura. Namun, sesungguhnya maksud Arief mengikuti olimpiade tersebut adalah untuk menemukan ibunya di Singapur.
Seleksi dilakukan oleh Pak Tio Yohanes (Ferry Salim) di Jakarta, yang dibantu oleh Deborah Sinaga (Febby Febiola). Para peserta bersaing untuk lolos ikut olimpiade, sekaligus menjalin persahabatan. Arief menjalin persahabatan dengan Muhammad Thamrin (Angga Putra), dan Clara Annabela (Dinda Hauw).

Kekurangan film ini menurut saya terlalu cepat jalan ceritanya sampai Arief mengikuti Olimpiade Sains Internasional karena kebanyakan adegan awalnya yang menceritakan kegiatan sehari-hari Arief.

Kelebihan film ini antara lain, selain memberi semangat belajar Fisika untuk anak Indonesia. Film ini juga menyuguhkan keindahan sinematografi di Kota Sumenep, Madura, lengkap dengan karapan sapi, jembatan suramadu dan pemandangan yang terlihat asri dan cerah.

Shooting dilakukan di Sumenep dan Pamekasan, Bogor, Jakarta, dan Singapura.
Sedangkan Golliath, sebuah band yang menyumbang dua lagu yang menjadi original sound track film ini, yaitu Ibu dan Semesta Mendukung (theme song).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar